Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya
Manusia
Manajemen sumber daya manusia dapat diartikan sebagai proses
penggajian, pengembangan, motivasi, dan evaluasi karyawan untuk mencapai tujuan
perusahaan. Berbagai kebijakan prosedur dan program di desain untuk menciptakan
kesesuaian antara pekerjaan dan orang yang mengerjakanya. Tujuan penddekatan
inni adalah untuk memenuhi sebanyak mungkin kebutuhan dan mengembangkan
kecakapan personil perusahaan agar tercapai peningkatan efesiensi, dan untuk
mengetahui tujuan perusahaan. Pendekatan
sumber daya manusia seringkali berupa program untuk pengembangan minat dan
bakat karyawan.
1.1 Perencanaan Sumber Daya Manusia
Perencanaan sumber daya manusia merupakan pengembangan strategis untuk
memenuhi kebutuhan sumber daya manusia pada masa datang. Titik awal untuk
perencanaan ini adalah perencanaan strategis perusahaan. Selanjutnya perencana
dapat membuat perkiraan jumblah sumber daya manusia. Yang diperlukan dapat
dipenuhi, yakni mereka harus membuat peramalan atas penyediaan sumber daya manusia
dalam perusahaan terakhir, mmereka harus mengambil langkah untuk menyesuaikan
persediaan dan permintaan.
1.2 Perekrutan, Seleksi, dan Orientasi Karyawan
Pada waktu sebuah perusahaan menetapkan suatu jabatan baru atau jabatan
yang telah ada tidak ada yang menduduki, perusaahaan mencari orang yang
memiliki kualifikasi yang memadai untuk mengisi kekosongan jabatan tersebut.
Untuk mengatasi hal tersebut, perusahaan dapat mengisi kekosongan itu dengan
mempromosikan personil yang ada dengan persyaratan yang ditentukan, misalnya
masa kerja, loyalitas, dan kecakapan. Selain itu dapat pula ditempuh dengan
membuka lowongan pekerjaan untuk pihak luar dengan persyaratan kualifikasi
tertentu yang diterapkan.
1.2.1
Perekrutan
Karyawan
Perekrutan karyawan ialah proses penariikan
pelamar pekerjaan yang memenuhi kualifikasi. Tujuan penyelenggaraan perekrutan
adalah, untuk mendapatkan sejumlah peamar yang sesuai dengan lowongan pekerjaan
yang ditawarkan. Jumlah pelamar yang tepat harus sesuai dengan lowongan
pekerjaan atau jabatan yang belum terisi.
Perekrutan dapat filakukan baik untuk
kalangan internal maupun eksternal, atau keduanya. Sumber yang digunakan
biasanya ditentukan oleh sifat jabatan, situasi dalam perusahaan, dan
(kadang-kadang) perusahaan menetapkan kebijakan perekrutan konvensional.
1.2.2
Seleksi
Karyawan
Proses seleksi dilakukan untuk memilih
pelamar yang memiliki kualifikasi sesuai dengan lowongan pekerjaan yang
ditawarkan. Seleksi dilakukan dengan cermat untuk mendapatkan orang yang peling
sesuai untuk melakukan pekerjaan yang telah ditetapkan oleh manajemen. Seleksi
dilakukan melalui beberapa tahapan. Setiap pelamar tidak harus menempuh seluruh
seleksi , melainkan dapat ditolak berdasarkan hasil uji deleksi pada tahapan
tertentu sebelum sampai pada tahap akhir. Tahapan proses seleksi karyawan
yaitu, penyaringan awal, tes pekerjaan, dan wawancara seleksi.
1.2.3
Orientaasi
Karyawan
Orientasi ialah proses pengenalan karyawan
baru dengan perusahaan. Topik orientasi mulai dari sesuatu yang sederhana seperti lokasi kafetaria hingga
perihal yang berhubungan dengan jalur karir dalam perusahaan. Orientasi berupa
persentasi informal yang disampaikan oleh manajer sumber daya manusia,
berlangsung dalam waktu singkat. Disamping itu, orientasi dapat pula berupa
program yang disampaikan kepada sejumlah orang yang berlangsung selama beberapa
hari.
1.3 Keterampilan yang dicari perusahaan
Melalui proses wawancara perusahaan bermaksud untuk mendapatkan pelamar
yang memiliki kualifikasi sebagai berikut:
1.
Keterampilan dalam komunikasi tertulis
2.
Kecakapan dalam mengambil keputusan yang tepat
3.
Sikap terhadap pekerjaan
4.
Kecakapan komunikasi lisan
5.
Kematangan kepribadian dan sikap dewasa
6.
Kebiasaan kerja yang dapat dikembangkan
7.
Kecakapan menjalin hubungan pribadi
1.4 Pengecekan Referensi
Perusahaan sebagai pihak yang akan menerima pelamar sebagai karyawan
berusaha mengecek untuk mengetahui latarbelakang dan referensi pelamar.
Sekurang-kurangnya pihak perusahaan ingin mengetahui pekerjaan dan gaji
terakhir perlamar. Hal ini berlaku bagi pelamar yang pernah bekerja di suatu
perusahaan atau lembaga lain. Dengan cara ini perusahaan dapat mengetahui
reputasi, karakter, dan gaya hidup pelamar. Untuk lulusan dari suatu lkembaga
pendidikan, pengecekan referensi dilakukan melalui nilai yang tertera pada
transkip.
1.5 Programm Pelatihan Dan Pengembangan
Karyawan
Program Pelatihan
Bagian
personalia yanng membidangi sumber daya manusia berusaha menyesuaikan karyawan
dengan pekerjaan. Meskipun demikian target tersebut tidak mudah untuk
terpenuhi. Oleh karna itu oerusahaan harus memberikan pelatihan karyawan untuk
dapat mengerjakan pekerjaan mereka dengan baik.
Seseorang yang
diterima sebagai karyawan sebuah perusahaan dapat dibekali pengetahuan tentang
tugasnya melalui program orientasi karyawan. Program orientasi di program untuk
memperkenalkan karyawan baru dengan lingkungan kerja di perusahaan. Misalnya,
cara mendapatkan kartu presensi, mengetahui jam istirahat, kebijakan untuk
menggunakan telephone, tanggal gajian, dan hari libur.
Pelatihan dapat
di klasifikasikan baik sebagai on-the-job training atau off-the-job training.
Atasan dan temann kerja pada umumnya bertindak sebagai pelaksana on-the-job
training. Yakni pelatihan karyawan yang dilakukan di tempat seseorang karyawan
di tugaskan dengan materi yang langsung berhubungan dengan tugas atau
pekerjaan. Pelatihan ini menerapkan metode petunjuk kerja khusus, pembimbingan
oleh karyawan yang telah berpengalaman, pemberian tugas untuk mengerjakan
pekerjaantertentu, dan rotasi pekerjaan.
Karyawan yang
mengikuti on-the-job training capat mendapat umpan balik. Mereka dapat
melakukan tindakan koreksi dengan cepat setelah ditunjukan suatu kesalahan. Di
samping itu , untuk penyelengaraan on-the-job training tidak memerlukan biaya
besar. Peserta pelatihan mendapatkan hasil nyata selama pelatihan ini
dilangsungkan serta tidak diperlukan ruang kelas atau alat pembelajaran.
Pelatihan
karyawan dapat pula dilakukan diluar tempat kerja, yang dikenal sebagai
off-the-job training. Metode yang diperlukan pada metode ini adalah metode
ceramah, metode praktik, dan metode instruksi terprogram.
Program Pengembangan Karyawan
Pengembangan
karyawan ditempuh ddengan empat jalur pendekatan yaitu, pendekatan formal,
penilaian, pengalaman kerja, hubungan
antar pribadi, pembimbingan, dan pelatihan. Beberapa perusahaan memadukan
pendekatan pengembangan tersebut.
1.6 Evaluasi Prestasi
Evaluasi Prestasi adalah suatu sistem formal evaluasi
dan penjualan formal tentang prestasi kerja individu atau tim. Melakukan
evaluasi prestasi bukanlah pekerjaan yang mudah bagi para manajemen sumber daya
manusia. Meskipun demikian penilaian prestasi merupakan suatu evaluasi yang
harus dilakukan. Hasil evaluasi prestasi dijadikan dasar keputusan
pengembangan, promosi, penembangan, kenaikan gaji, pemberhentian, dan rotasi.
1.7 Penerapan Evaluasi Prestasi
Tujuan utama sistem evaluasi adalah untuk meningkatkan
prestasi. Memberikan penilaian sebagai umpan balik atas hasil kerja karyawan
merupakan cara yang baik untuk meningkatkan prestasi mereka. Evaluasi prestasi
dilakukan dengan membandingkan antara kerja nyata dan hasil yang diharapkan.
Evaluasi juga dilakukan untuk mengukur usaha, sikap, dedikasi pada pekerjaan,
dan kebersamaan dalam kelompok kerja. Perusahaan menggunakan evaluasi tersebut
untuk mengambil keputusan dalam hal pelatihan, kompensasi atau imbalan kerja ,
promosi, dan rotasi jabatan.
Sistem yang didesain dan dikomunikasikan dengan baik
dapat membantu untuk mencapai tujuan perusahaan dan meningkatkan prestaasi
karyawan. Evaluasi prestasi dapat diterapkan untuk berbagai bidang tugas sumber
daya manusia seperti:
1. Pengembangan
Sumber Daya Manusia
2. Perencanaan
Karir dan Pengembangan
3. Program
Kompensasi
4. Hubungan
Internal Karyawan
5. Evaluasi
Potensi Karyawan
1.8 Tanggung Jawab Evaluasi
Di berbagai perusahaan pada umumnya, departemen sumber
daya manusia bertanggung jawab atas kordinasi desain dan implementasi program
evaluasi prestasi. Meskipun demikian jajaran manajemen memainkan peran uatama
dari awal hingga akhir. Mereka merupakan penanggung jawab utama atas
pelaksanaan evaluasi, dan mereka harus berpartisipasi langsung demi tercapainya
keberhaislan program teresebut.
Personil perusahaan yang dapat memberikan penilaian
terhadap karyawan adlah sebagai berikut:
1. Atasan
Langsung
2. Bawahan
3. Teman
Sejawat
1.9 Kompensasi Karyawan
Kompensasi atau imbalan kerja, yang meliputi aji dan
tunjangan, berhubungan erat dengan evaluasi prestasi. Karyawan yang melakukan
pekerjaan dengan lebih baik cenderung memperoleh kenaikan kompensasi yang lebih
besar. Pembayaran kompensasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik internal
maupun eksternal.
1.
Pengaruh
Internal: Evaluasi Pekerjaan
Upah gaji, dan
tunjangan mencerminkan beberapa penting arti suatu pekerjaan. Tugas atau
pekerjaan yang dipandang penting oleh manajemen diberikan tingkat kompensasi
yang lebih tinggi. Demikian pula pekerjaan-pekerjaan yang meskipun berbeda
tetapi mempunyai tingakat arti yang sama diberikan imbalan yang setara.
Untuk menentukan
upah dan gaji, perusahaan dapat menggunakan evaluasi pekerjaan, suatu
perbandingan pekerjaan yang sistematis berdasarkan keterampilan yang
diperlukan, tanggung jawab, dan pengalaman. Setiap evaluasi terdiri dari tiga
tahapan:
a.
Analisis pekerjaana menyeluruh.
b.
Identifikasi atas faktor-faktor yang dapat
diberi imbalan, meliputi pengetahuan, pelatihan khusus, tingkat kesulitan
pekerjaan, kemampuan mengatasi persoalan, dan penggunaan perlenkapan.
c.
Pemilihan metode evaluasi pekerjaan menurut
faktor yang dapat diberi imbalan.
2.
Pengaruh
Eksternal: Kompensasi Kompetitif
Untuk menetapkan
besarnya jumblah kompensasi untuk karyawan, suatu perusahaan harus
memperhatikan ketentuan kompensasi yang diterapkan oleh pesaing atau perusahaan
lain. Jika perusahaan lain membayar gaji lebih tinggi, orang akan cenderung
untuk bekerja diperusahaan tersebut. Banyak perusahaan besar yang melakukan
penelitian untuk mengetahui tinngkat gaji perusahaan lain.
Manajemen dapat
menetapkan gaji lebih tinggi atau lebih rendah daripada tingkat gaji yang
berlaku. Pada umumnya perusahaan mencoba untuk menawarkan upah dan gaji yang
kompetitif dalam suatu wilayah geografi atau suatu industri.
1.10
Metode
Pembayaran Kompensasi
Pembayaran kompensasi untuk karyawan pada umumnya
didasarkan atas durasi waktukerja, volume hasil atau produktivitas kerja, atau
perpaduan antara waktu dan hasil kerja. Karyawan yang mengerjakan pekerjaan
pekerjaan yang bersifat teknis seperti operator mesin atau karyawan pembungkus
produk diberikan upah per jam. Adapula perusahaan yang memberikan kompensasi
berdasarkan unit produk yang dihasilkan oleh karyawan. Karyawan yang menangani
tugas manajerial dan profesional diberi gaji bulanan.
1.11
Kompensasi
Eksekutif
Eksekutif merupakan nakhoda sebuah perusahaan.
Kecakapan, keahlian, kemampuan, dan keterampilan mereka membawa perusahaan ke
arah yang telah ditentukan. Di tangan eksekutif terletak keputusan yang
menentukan keberhasilan atau kegagalan perusahaan. Faktor penting untuk menarik
dan memperhatikan manajer yang baik adalah program kompensasi eksekutif.
Kompensasi Eksekutif terdiri atas lima unsur yaitu:
1. Gaji
Pokok
2. Bonus
3. Insentif
Jangka Panjang
4. Tunjangan
Eksekutif
5. Penghasilan
Tambahan
1.12
Promosi,
Rotasi, dan Pemutusan Hubungan Kerja
Dalam menjalankan masa kerja, karyawan dapat
memperoleh promosi, mengalami promosi atau alih tugas, penurunan jenjang
posisi, ataupun pemberhentian atau pemutusan hubungan kerja (PHK) karena suatu
alasan yyang ditetapkan dalam aturan kepegawaian perusahaan.
Promosi adalah
peninngkatan jenjang jabatan yang disertai wewenang, tanggung jawab, dan
kompensasi finansial yang lebih besar. Keputusan promosi pada umumnya
didasarkan atas senioritas dan keunggulan kualitas kerja. Karyawan pada umumnya
memandang positif terhadap promosi. Meskipun demikian promosi yang dilakukan
secara kurang selectif akan meniimbulkan keresahan.
Rotasi ialah pengalihan tugas dalam sebuah perusahaan
dari satu jabatan ke jabatan lain yang dengan tingkat gaji yang sama.
Demosi adalah proses penrunan jenjang posisi dan
pengurangan tanggung jawab bagi karyawan disertai penggurangan kompensasi.
Demosi berdampak emosioal pada orang yang mengalaminya. Mereka merasa
kehilangan penghargaan dari teman sejawat dan merasa dopermalukan, marah, dan
kecewa. Produktifitas karyawan yang bersangkutan mengalami penurunan sebagai
dampak demosi. Karena itu demosi harus di terapkan dengan sangat hati-hati.
Pemutusan
Hubungan Kerja terjadi karena seseorang karyawan meninggalkan perusahaan.
Penyebabnya dapat karena penggunduran diri, penghentian, pemecatan, atau
pensiun.
Sumber :
Anoraga,Pandji.2005.Pengantar
Bisnis.Semarang :PT Rineka Cipta
Komentar
Posting Komentar